Cimpa Makanan Lezat Khas Suku Karo yang Mulai Dilupakan
Mebidang News | Binjai - Makanan adalah simbol nasionalisme yang menjadi
identitas, martabat, dan jati diri suatu bangsa. Karena didalamnya ada sejarah,
budaya, dan lanskap geografi yang melahirkan kearifan lokal.
Dengan memperhatikan kearifan lokal ini, potensi makanan lokal dapat
dioptimalkan dan Indonesia bisa menjadi negara yang kuat karena seni masakannya.
Begitu juga di Medan seperti makanan khas Karo,
![]() |
Cimpa |
Cimpa, yang biasanya dihidangkan pada saat pesta adat perkawinan dan
maknanya ada, namun sayang kini tradisi itu sudah mulai ditinggalkan. Pemahaman
masyarakat terhadap makanan baru sekedar makna sekunder dan simbolisme atau
sebatas mengenyangkan perut saja.
Demikian hal ini disampaikan oleh Pendiri Indonesian Gastronomy Association
(IGA) Indra Ketaren di Medan, Sabtu (10/9/2016). Indra mengatakan bahwa dalam
perjalanan sejarah, makanan itu berperan secara nyata sebagai suatu industri
kreatif yang memiliki konstribusi sangat besar bagi pembangunan ekonomi.
Mengkaji dan menilai makanan tak hanya dari resep atau rasa saja, tapi sejarah
dan budaya juga.
“Dalam gastronomi penikmat makanan menjadi subjek dan objeknya adalah
makanan dan dikupas lebih mendalam mulai sejarah hingga lanskap geografis,”
katanya. Ia mengatakan perkembangan gastronomi belum banyak di Indonesia
sehingga negeri ini seperti kurang tahu mengenai peta makanan sendiri. “Baru
lima ribu resep yang tertulis dari 1.344 suku di Indonesia dan resep asal Sumut
belum ada, untuk itu kepada generasi muda harus mampu melestarikan dan
menjaganya,” kata Indra. Potensi makanan di Indonesia, tegasnya, harus dapat
dioptimalkan dengan cara memperhatikan kearifan lokal. “Dengan mengangkat
kearifan lokal itu, Indonesia dapat menjadi negara kuat karena seni
masakannya,” tegasnya.(TK)
Tinggalkan Komentar Anda